Jakarta, Bagi pasien yang menjalani pengobatan atau rawat inap, asuransi atau jaminan kesehatan sangat bermanfaat untuk meringankan beban biaya. Tak hanya itu, asuransi juga dapat mempercepat proses penyembuhan. Pasien yang memiliki asuransi atau jaminan kesehatan nyatanya lebih cepat sembuh dibanding yang tidak punya.
Awalnya, para peneliti mengira bahwa peluang kesembuhan pasien lebih dipengaruhi oleh ras. Orang Afrika-Amerika yang tinggal di lingkungan perkotaan dengan penghasilan yang rendah dianggap lebih terbebani oleh biaya rumah sakit dan sehingga tingkat kematian saat rawat inapnya lebih tinggi. Namun agaknya ada faktor lain yang lebih berperan dalam kecenderungan ini.
Derek Ng dari Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health dan timnya kemudian berusaha untuk mencari tahu. Ng dan rekan-rekannya melihat catatan medis dari 3 rumah sakit di Maryland dari tahun 1997 hingga 2003. Ketiga rumah sakit tersebut memiliki letak demografis yang berbeda.
Penelitian ini membagi pasien menjadi 3 kelompok, yaitu pasien yang punya asuransi kesehatan swasta, pasien yang punya asuransi kesehatan negara dan pasien yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Hasil catatan kesehatan menunjukkan bahwa sebanyak 4.908 orang pasien didiagnosis dengan serangan jantung, 6.759 orang mengalami penyumbatan atau pengerasan arteri dan 1.293 orang terserang stroke.
Pendapatan pasien diketahui dari catatan sensus penduduk, sedangkan pengeluaran pasien untuk pengobatan diketahui lewat berkas kematian. Setelah menganalisis faktor ras, usia, tingkat keparahan penyakit dan rata-rata pendapatan, peneliti menemukan bahwa asuransi kesehatan merupakan indikator terbesar untuk menentukan apakah pasien dapat sembuh setelah masuk rumah sakit atau tidak.
Pasien yang tidak memiliki asuransi kesehatan atau asuransi kesehatannya tidak cukup menanggung biaya perawatan memiliki kemungkinan 31 persen lebih rendah untuk dapat bertahan hidup setelah mengalami serangan jantung. Pasien ini juga kemungkinan hidupnya 50 persen lebih rendah setelah didiagnosis mengalami penyumbatan atau pengerasan arteri.
"Hasil penelitian juga menemukan bahwa tingkat ketahanan hidup pada semua etnis setelah menderita serangan jantung atau stroke hampir sama. Bahkan orang kulit hitam sebenarnya sedikit lebih mungkin untuk pulih setelah mengalami penyumbatan dan pengerasan arteri," kata Derek Ng seperti dilansir Medical Daily, Jumat (10/8/2012).
Di Amerika Serikat, presiden Obama tengah berupaya mereformasi program perawatan kesehatan agar warga AS bisa mendapat pengobatan yang terjangkau. Namun upaya ini masih alot karena harus melewati perdebatan panjang dengan banyak kepala negara bagian. Di Indonesia, asuransi kesehatan untuk masyarakat tak mampu sudah ditanggung oleh Jamkesmas.
(pah/ir)
0 komentar:
Posting Komentar